Mobil Listrik

Uji Musim Dingin Ungkap Ketahanan Mobil Listrik Global

Uji Musim Dingin Ungkap Ketahanan Mobil Listrik Global
Uji Musim Dingin Ungkap Ketahanan Mobil Listrik Global

JAKARTA - Gelombang adopsi kendaraan listrik terus meluas, tetapi tantangan alam masih menjadi ujian nyata bagi teknologi baterai. 

Suhu ekstrem, khususnya cuaca dingin, kerap disebut sebagai faktor yang dapat menurunkan performa mobil listrik secara signifikan. Untuk menjawab keraguan tersebut, sebuah pengujian berskala besar dilakukan di wilayah dengan suhu sangat rendah.

Sebanyak 67 mobil listrik dari berbagai merek dan segmen diuji ketahanannya dalam suhu minus 25 derajat celsius. Pengujian ini bertujuan melihat sejauh mana kendaraan listrik mampu mempertahankan performa ketika menghadapi kondisi musim dingin ekstrem yang kerap ditemui di beberapa wilayah dunia.

Pengujian Ekstrem di Suhu Beku

Uji ketahanan dilakukan di Yakeshi, China, sebuah wilayah yang dikenal memiliki musim dingin sangat keras. Pengujian ini dilaksanakan oleh Autohome, salah satu situs otomotif terbesar di China, dan dicatat sebagai uji mobil musim dingin terbesar di dunia menurut Guinness World Records.

Kendaraan yang diuji berasal dari berbagai kelas, mulai dari mobil listrik kecil dengan harga sekitar 60.000 yuan hingga mobil mewah bernilai lebih dari 2 juta yuan. Ragam segmen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kemampuan mobil listrik di berbagai level teknologi dan harga.

Dampak Suhu Dingin pada Baterai

Musim dingin dikenal sebagai musuh utama baterai kendaraan listrik. Suhu rendah memperlambat reaksi kimia di dalam baterai, sehingga energi yang tersimpan berkurang. Akibatnya, jarak tempuh menurun dan waktu pengisian daya menjadi lebih lama dibandingkan kondisi normal.

Faktor inilah yang membuat pengujian di suhu minus 25 derajat celsius menjadi relevan. Seluruh kendaraan diuji melalui tujuh skenario berbeda, mulai dari jarak tempuh hingga baterai habis, kecepatan pengisian daya, hingga kemampuan pemanas kabin dalam menjaga kenyamanan penumpang.

Hasil Jarak Tempuh dan Efisiensi

Dalam pengujian jarak tempuh, XPeng P7 versi penggerak semua roda mencatat hasil terbaik dengan capaian 53,9 persen dari klaim jarak tempuh resminya. Posisi berikutnya ditempati Yangwang U7 dari BYD sebesar 51,8 persen dan Zeekr 001 dengan 49,6 persen.

Sebaliknya, Tesla Model Y hanya mampu mencapai 35,2 persen dari jarak tempuh yang diklaim dan berada di posisi ke-31. Li Auto L8 mencatat performa terendah di kelompok kendaraan listrik dengan capaian 34,8 persen, menunjukkan dampak besar suhu dingin terhadap daya jelajah.

Dari sisi efisiensi energi, mobil berukuran kecil dan ringan tampil lebih unggul. BYD Seagull menjadi yang paling efisien dengan konsumsi energi 23,5 kilowatt jam per 100 kilometer, disusul Geely Xingyuan dan BYD Seal 06. Hal ini menunjukkan bobot kendaraan berperan penting dalam efisiensi di cuaca ekstrem.

Performa SUV dan Pengisian Daya

Pada segmen SUV, Xiaomi YU7 mencatat konsumsi energi 33,7 kWh per 100 kilometer. Angka ini sedikit lebih hemat dibanding Tesla Model Y yang mencatat konsumsi 34,9 kWh per 100 kilometer dalam kondisi suhu beku yang sama.

Kecepatan pengisian daya juga menjadi fokus penting dalam pengujian ini. Avatr 07 mencatat waktu tercepat dengan pengisian dari 30 persen ke 80 persen hanya dalam 15 menit. Di sisi lain, Xiaomi YU7 membutuhkan waktu sekitar 31 menit, sementara Tesla Model Y memerlukan sekitar 35 menit untuk mencapai level pengisian yang sama.

Perbedaan waktu pengisian ini menegaskan bahwa teknologi manajemen baterai dan sistem pemanas baterai sangat berpengaruh dalam kondisi dingin ekstrem. Kendaraan dengan sistem yang lebih adaptif mampu mempertahankan efisiensi pengisian lebih baik.

Pelajaran Penting bagi Konsumen

Hasil pengujian menunjukkan bahwa meskipun teknologi mobil listrik telah berkembang pesat, suhu dingin ekstrem masih memberikan dampak besar terhadap performa baterai. Bahkan kendaraan dengan hasil terbaik sekalipun kehilangan hampir setengah jarak tempuhnya saat diuji dalam kondisi beku.

Bagi konsumen yang tinggal di wilayah bersuhu dingin, temuan ini menjadi acuan penting dalam memilih kendaraan listrik. Faktor jarak tempuh nyata, efisiensi energi, serta kecepatan pengisian daya di suhu rendah perlu menjadi pertimbangan utama sebelum membeli.

Pengujian ini juga menjadi pengingat bagi produsen untuk terus mengembangkan teknologi baterai yang lebih tahan terhadap suhu ekstrem. Seiring meningkatnya adopsi kendaraan listrik secara global, kemampuan beradaptasi di berbagai kondisi iklim akan menjadi kunci kepercayaan konsumen di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index